JikaPolis Asuransi Tidak Diberikan. Menjawab pertanyaan Anda, hal ini berhubungan dengan ketentuan Pasal 54 POJK 23/2015, yaitu: Perusahaan wajib menyampaikan polis asuransi kepada pemegang polis, tertanggung, atau peserta dalam bentuk hardcopy atau digital/elektronik. Dalam hal polis asuransi disampaikan dalam bentuk digital/elektronik
Langkahpertama dalam prosedur penjualan asuransi jiwa adalah Anda harus datang langsung ke kantor cabang perusahaan asuransi yang akan Anda pilih. Jika lokasi Anda tidak terlalu jauh dari kantor pusat perusahaan asuransi tersebut sebaiknya datang saja ke sana. Ingin Konsultasi Asuransi Jiwa? Hubungi Nomor HP/WA : 081803081010 2.
. Asuransi, pada dasarnya, adalah perjanjian antara pihak yang diasuransikan dan perusahaan asuransi, di mana pihak yang diasuransikan membayar premi sebagai imbalan atas perlindungan yang diberikan oleh perusahaan asuransi. Dalam konteks hukum bisnis, asuransi melibatkan serangkaian peraturan dan ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban pihak-pihak terkait, serta menentukan cakupan perlindungan yang satu manfaat utama asuransi dalam konteks hukum adalah memberikan perlindungan terhadap risiko dan gugatan hukum yang mungkin dihadapi oleh individu atau perusahaan. Dalam bisnis, risiko hukum dapat timbul dari berbagai faktor seperti pelanggaran kontrak, tuntutan hukum, kerusakan properti, kehilangan aset, atau kecelakaan kerja. Dalam hal ini, asuransi bisnis berperan sebagai tameng yang melindungi individu atau perusahaan dari konsekuensi finansial yang merugikan akibat risiko itu, asuransi juga dapat membantu dalam menyelesaikan perselisihan dan klaim hukum. Ketika terjadi insiden atau kecelakaan yang melibatkan pihak yang diasuransikan, perusahaan asuransi berperan dalam menangani klaim dan memberikan kompensasi yang sesuai. Hal ini mengurangi potensi sengketa hukum yang bisa timbul antara pihak-pihak juga berperan dalam mendorong keberlanjutan bisnis. Dalam banyak kasus, asuransi menjadi syarat wajib dalam perjanjian bisnis atau kerjasama dengan pihak ketiga. Hal ini memberikan kepercayaan kepada mitra bisnis bahwa pihak yang diasuransikan memiliki perlindungan hukum yang memadai, sehingga memperkuat kepercayaan dan kredibilitas bisnis samping itu, asuransi juga berkontribusi dalam mendorong inovasi dan pengembangan bisnis baru. Dengan adanya perlindungan hukum yang memadai, individu dan perusahaan merasa lebih berani untuk mengambil risiko dan melakukan eksperimen dalam pengembangan produk dan layanan baru. Asuransi membantu mengurangi ketidakpastian dan risiko yang terkait dengan inovasi, sehingga memberikan dorongan bagi kemajuan bisnis dan penting untuk diingat bahwa asuransi juga tunduk pada peraturan dan undang-undang yang mengatur praktik bisnisnya. Regulasi asuransi bertujuan untuk melindungi kepentingan konsumen dan memastikan transparansi serta integritas industri ini. Oleh karena itu, pihak-pihak yang terlibat dalam bisnis asuransi harus mematuhi peraturan yang berlaku dan menjalankan praktik bisnis yang era digital dan perkembangan teknologi informasi, asuransi juga menghadapi tantangan baru dalam menghadapi risiko siber. Ancaman keamanan cyber semakin kompleks dan dapat merugikan individu dan perusahaan dalam hal kerusakan data, pencurian identitas, atau serangan ransomware. Oleh karena itu, asuransi cyber menjadi semakin penting dalam melindungi bisnis dari risiko ini dan memberikan perlindungan hukum yang kesimpulannya, asuransi memiliki peran yang sangat penting sebagai pilar hukum dalam konteks bisnis. Sebagai instrumen perlindungan hukum, asuransi membantu melindungi individu dan perusahaan dari risiko dan gugatan hukum, memfasilitasi penyelesaian perselisihan, dan mendorong keberlanjutan bisnis. Asuransi juga tunduk pada peraturan dan undang-undang yang mengatur praktik bisnisnya, dengan tujuan melindungi kepentingan konsumen dan memastikan transparansi serta integritas industri ini. Di era digital dan perkembangan teknologi informasi, asuransi menghadapi tantangan baru dalam menghadapi risiko siber, sehingga asuransi cyber menjadi semakin penting dalam melindungi bisnis dari risiko ini. Oleh karena itu, penting bagi individu dan perusahaan untuk memahami peran asuransi dan mengambil langkah yang tepat dalam melindungi diri dan aset mereka dalam dunia bisnis yang kompleks dan berisiko.
13 Januari 2020 Allianz Indonesia Benarkah asuransi bertujuan cari untung? Benarkah asuransi sama dengan tabungan? Anggapan yang salah kaprah di masyarakat ini muncul karena ketidakpahaman banyak orang tentang asuransi. Nah, agar kamu juga tidak salah kaprah, yuk kenali konsep dan prinsip-prinsip asuransi agar kamu pun bisa menikmati manfaatnya. Banyak orang berpikir, ikut asuransi agar mendapat untung. Dalam artian, ketika terjadi risiko, orang tersebut bisa dapat lebih banyak penggantian dana daripada yang ia setor sebagai premi. Anggapan yang keliru ini membuat orang tersebut kecewa ketika yang terjadi tidak sesuai harapan. Atau, ada lagi orang yang beranggapan membayar premi sama dengan menabung. Alhasil, ketika orang tersebut tidak bisa memperoleh kembali yang yang telah ia setor, ia pun kapok dan tidak mau lagi ikut asuransi. Baca juga Mengenal Vaksin Sinovac, Vaksin COVID-19 Pertama yang Digunakan di Indonesia Konsep “the law of large numbers” Asuransi atau perlindungan dibutuhkan ketika seseorang menyadari adanya risiko yang membayangi. Karena, pada hakikatnya risiko memang selalu hadir di setiap kehidupan manusia. Namun yang perlu disadari juga, tingkat risiko yang dihadapi oleh seseorang dengan yang lainnya berbeda-beda. Mereka yang harus bekerja di tempat terbuka, berhubungan dengan banyak orang, atau bepergian dari tempat yang satu ke tempat yang lain, akan memiliki risiko kecelakaan kerja lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang bekerja di kantor sepanjang hari. Dalam bahasa yang lebih ilmiah, semakin sering kita mengobservasi atau melakukan suatu peristiwa, semakin tinggi pula risiko yang melekat pada peristiwa itu. Para ahli aktuaria menyebut kecenderungan semacam ini dengan konsep the law of large numbers. The law of large numbers ini dalam kejadian sehari-hari bisa diibaratkan dengan melempar koin. Dalam sekali lemparan, maka kemungkinan koin akan menghadap ke atas adalah 50%. Kemungkinan yang sama berlaku untuk sebaliknya. Nah, semakin sering koin dilempar, maka hasil lemparan koin menghadap ke atas atau ke bawah akan semakin mendekati angka persentase kemungkinan tersebut. Di saat tingkat risiko yang dihadapi seseorang meningkat, maka seseorang pun akan merasakan perlu mendapatkan proteksi. Inilah yang menimbulkan permintaan terhadap produk proteksi pun muncul. Baca juga Kenali Berbagai Jenis Asuransi yang Tepat untuk Setiap Tahapan Hidup Mekanisme proteksi Pertanyaan berikutnya adalah, seperti apa mekanisme yang harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan proteksi? Secara sederhana, perusahaan asuransi memiliki bisnis mekanisme sebagai berikut Menyatukan orang-orang dengan kepentingan asuransi yang sama, dengan tujuan untuk membagi risiko yang sama. Mengumpulkan dana premi dari kelompok orang yang memiliki kepentingan yang sama tersebut. Membayar kompensasi kepada mereka yang menderita kerugian. Jadi, secara garis besar mekanisme pertanggungan yang dijalankan perusahaan asuransi adalah memindahkan dampak kerugian dari seseorang yang merupakan anggota kelompok, ke seluruh orang di kelompok tersebut. Berikut contoh mudahnya. Ada orang berusia 50 tahun yang memiliki kondisi sehat. Namun di tahun depan, diperkirakan ada 10 orang dari orang tersebut yang mungkin meninggal. Nah, jika nilai ekonomis kerugian yang akan ditanggung oleh tiap keluarga yang ditinggalkan adalah Rp100 juta, maka total kerugian dari 10 keluarga adalah Rp1 miliar. Mekanisme asuransi akan menarik iuran, katakanlah Rp 5 juta dari orang tersebut. Berarti dalam setahun akan terkumpul total iuran Rp5 miliar. Nilai tersebut tentu memadai untuk membiayai 10 keluarga yang kemungkinan akan kehilangan salah satu anggotanya di tahun depan. Baca juga Yuk, Pahami Serba-Serbi Asuransi Kesehatan sebelum Membeli Prinsip-prinsip asuransi Tentu, untuk membuat mekanisme tersebut bisa berjalan secara ideal, penyedia pertanggungan serta mereka yang menjadi tertanggung harus terikat dalam sebuah kontrak, atau disebut juga polis. Polis asuransi mengandung prinsip-prinsip asuransi seperti terangkum di bawah ini 1. Insurable interest Prinsip ini bisa diartikan bahwa seseorang hanya diperbolehkan mengasuransikan sesuatu, yang memiliki hubungan ekonomi serta diakui secara hukum. Ambil contoh, seorang pebisnis hanya boleh mengambil asuransi kebakaran untuk toko miliknya. Atau contoh lain, seseorang hanya boleh mengambil membelikan asuransi jiwa atau asuransi kesehatan untuk anggota keluarganya. 2. Utmost good faith Arti dari prinsip ialah, baik pemegang polis maupun perusahaan asuransi harus beritikad baik dalam melakukan perikatan. Itikad baik di sini diartikan sebagai mengungkapkan informasi secara detil dan akurat. Pemegang polis harus transparan tentang obyek yang akan diasuransikan. Sementara penyedia asuransi harus merinci persyaratan pertanggungan. 3. Indemnity Prinsip ini menegaskan manfaat asuransi bagi pemegang polis. Jadi, asuransi berfungsi mengembalikan posisi keuangan nasabah jika terjadi suatu risiko, ke posisi sebelum terjadi risiko. Contoh, fungsi asuransi kesehatan ialah mengembalikan posisi keuangan si tertanggung sebelum sakit. Jadi, jika si tertanggung keluar uang Rp1 juta karena sakit, maka asuransi kesehatan berfungsi mengembalikan Rp1 juta tersebut. Dengan begitu, tujuan memperoleh keuntungan dari asuransi adalah anggapan yang keliru. 4. Subrogation Prinsip ini berarti perusahaan asuransi sebagai penanggung risiko, mengambil posisi tertanggung dalam menuntut ganti rugi jika terjadi risiko. Prinsip ini contohnya berlaku pada asuransi umum. Misalkan ada seseorang bernama Agus, pemegang polis asuransi kendaraan, terlibat kecelakaan dengan mobil Budi. Maka, ketika Agus mengajukan klaim penggantian kerugian atas kecelakaan itu ke perusahaan asuransi yang menanggungnya, maka ia tidak lagi memiiki hak untuk menagih ganti rugi dari Budi. Dalam hal ini, perusahaan asuransilah yang bertugas menanggung kerugian Agus, kemudian menagih ganti rugi tersebut ke Budi. Baca juga Tips agar Klaim Asuransi Kendaraan Dapat Diterima 5. Contribution Prinsip ini berlaku untuk satu obyek yang diasuransikan ke lebih dari satu perusahaan asuransi. Praktik ini biasanya terjadi di asuransi umum dan nilai pertanggungan yang diasuransikan sangat besar. Patut dicatat, kendati ada dua penanggung yang terlibat, prinsip indemnity yang menyatakan bahwa total ganti rugi tidak boleh lebih dari nilai kerugian, tetap berlaku. Lalu bagaimana pembagian pertanggungan di antara perusahaan asuransi? Pembayaran ganti rugi dari tiap penanggung bisa dibagi berdasarkan Proporsional prorate, yang berarti setiap penanggung akan bertanggung jawab secara prorata sesuai dengan bagian masing-masing. Non-proporsional excess, yang berarti masing-masing penanggung memiliki kewajiban masing-masing. 6. Proximate Cause Prinsip ini akan menjadi rujukan perusahaan asuransi dalam menentukan kondisi yang menjadi penyebab utama terjadinya risiko serta syarat pencairan manfaat. Prinsip ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya perselisihan akibat salah tafsir mengenai risiko. Atas dasar prinsip ini, polis asuransi pada umumnya memuat risiko yang dijamin dan yang dikecualikan secara mendetil. Risiko yang bisa menimpa semua orang membuat asuransi dibutuhkan oleh semua orang, termasuk kamu. Semoga dengan mengenal konsep dan prinsip-prinsip asuransi, kamu tak salah kaprah lagi mengenai asuransi dan bisa memetik manfaat dari asuransi.
Asuransi adalah suatu bentuk perlindungan finansial yang memberikan keamanan bagi kita dan keluarga kita jika terjadi risiko yang tidak diinginkan. Ada banyak jenis asuransi yang tersedia, salah satunya adalah asuransi parametrik. Kali ini kita akan membahas apa itu asuransi parametrik, mengapa penting, di mana kita bisa mendapatkannya, apa kelebihan dan kekurangannya, cara menggunakannya, serta contoh penggunaan asuransi parametrik. Asuransi Parametrik Apa Itu?Mengapa Asuransi Parametrik Penting?Di Mana Kita Bisa Mendapatkannya?Kelebihan dan Kekurangan Asuransi ParametrikCara Menggunakan Asuransi ParametrikContoh Penggunaan Asuransi Parametrik Asuransi Parametrik Apa Itu? Asuransi parametrik adalah bentuk asuransi di mana pembayaran klaim didasarkan pada terpenuhinya suatu nilai trigger tertentu. Nilai trigger ini biasanya terkait dengan parameter yang dapat diukur seperti gempa bumi, angin topan, cuaca ekstrem, atau nilai perdagangan indeks saham. Jika nilai trigger tercapai, klaim akan dibayarkan tanpa memerlukan penilaian kerusakan langsung pada aset atau kerugian finansial. Asuransi parametrik juga dikenal sebagai asuransi indeks atau asuransi berbasis nilai. Mengapa Asuransi Parametrik Penting? Asuransi parametrik sangat penting karena memberikan perlindungan finansial yang lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan dengan asuransi tradisional. Dalam kasus bencana besar seperti gempa bumi atau topan, asuransi tradisional biasanya memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengevaluasi kerusakan pada aset dan menentukan klaim yang tepat. Dalam hal ini, asuransi parametrik dapat memberikan klaim yang lebih cepat dan mudah, serta mengurangi risiko kekurangan uang tunai yang sering terjadi dalam situasi bencana. Selain itu, asuransi parametrik juga dapat memberikan perlindungan yang lebih luas dan lebih spesifik terhadap risiko tertentu, karena asuransi tradisional tidak selalu mencakup semua jenis risiko yang mungkin terjadi. Di Mana Kita Bisa Mendapatkannya? Asuransi parametrik umumnya tersedia di pasar asuransi dan dapat dibeli dari perusahaan asuransi terpercaya. Namun, karena asuransi parametrik masih relatif baru dan tidak sepopuler asuransi tradisional, mungkin tidak semua perusahaan asuransi menyediakannya. Oleh karena itu, sebelum membeli asuransi parametrik, pastikan untuk mencari informasi tentang perusahaan mana yang menyediakan jenis asuransi ini dan membandingkan harga dan ketentuan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Kelebihan dan Kekurangan Asuransi Parametrik Asuransi parametrik memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu diketahui sebelum membelinya. Berikut adalah beberapa kelebihan asuransi parametrik Memberikan perlindungan finansial yang lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan asuransi tradisional. Memberikan perlindungan yang lebih spesifik dan luas terhadap risiko tertentu. Tidak memerlukan penilaian kerusakan langsung pada aset atau kerugian finansial, sehingga mempercepat proses klaim. Biasanya lebih murah daripada asuransi tradisional karena tidak memerlukan biaya penilaian kerusakan dan biaya administrasi yang tinggi. Sedangkan, berikut adalah beberapa kekurangan asuransi parametrik Memiliki batasan pada nilai trigger tertentu, sehingga tidak selalu memberikan perlindungan yang lengkap. Hanya tersedia untuk risiko tertentu yang dapat diukur secara kuantitatif, seperti cuaca ekstrem atau nilai indeks pasar saham. Risiko yang lebih kompleks atau sulit diukur, seperti risiko kesehatan atau risiko politik, tidak dapat dilindungi oleh asuransi parametrik. Jumlah klaim yang diterima mungkin lebih rendah daripada nilai yang sesungguhnya terjadi, karena asuransi parametrik hanya membayar klaim sesuai dengan nilai trigger yang telah ditentukan. Tidak menggantikan asuransi tradisional, karena asuransi parametrik lebih sesuai sebagai tambahan atau perluasan dari asuransi tradisional. Cara Menggunakan Asuransi Parametrik Untuk menggunakan asuransi parametrik, langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai berikut Pilih jenis asuransi parametrik yang sesuai dengan risiko yang ingin dilindungi. Tentukan jumlah pembayaran atau nilai trigger yang ingin kamu dapatkan jika terjadi risiko tersebut. Buat kontrak dengan perusahaan asuransi yang kamu pilih. Kontrak ini akan menetapkan ketentuan dan syarat-syarat perjanjian antara kamu dan perusahaan asuransi. Jika nilai trigger tercapai, kamu dapat mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati dalam kontrak. Contoh Penggunaan Asuransi Parametrik Contoh penggunaan asuransi parametrik adalah asuransi cuaca untuk petani. Sebagai contoh, jika seorang petani ingin melindungi tanaman jagungnya dari kerusakan karena hujan berlebih, dia dapat membeli asuransi cuaca dengan nilai trigger yang terkait dengan jumlah curah hujan dalam periode waktu tertentu. Jika curah hujan melebihi nilai trigger tersebut, petani akan menerima pembayaran klaim sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Dalam hal ini, asuransi parametrik dapat memberikan perlindungan finansial yang cepat dan mudah tanpa perlu mengevaluasi kerusakan pada tanaman jagung secara langsung.
dalam mekanisme asuransi diperlukan syarat